Sabtu, 30 Januari 2010

Matabuntu Waterfalls

Enggano to Timampu

Rabu, 27 Januari 2010

Larona trip





Warming up session at Sumasang


Sabtu pagi jam 08.00… saat orang2 lain sedang bermalas-malasan…. Sayup-sayup terdengar suara knalpot beberapa nada dari beberapa motor. Tak begitu lama, tampaklah para penunggang kuda besi itu. Rupanya, mereka adalah penikmat off road Sorowako..
Ada Ricky Nelson dengan KLX 250, ada Sigit dengn KLX 150, ada juga mantan bintang film era 80-an.. Sapto yang nyemplak Minerva Sparta 150. Sementara di deretan ujung iring-an, tampak si Bebek Supermoto Kanzen 120 cc, si Brintik Hari yang nyemplak.



Setelah diskusi singkat, diputuskanlah untuk menuju area Sumasang, yang dekat denang lokasi. Siperkirakan satu jam saja putar2 di dalam hutan tersebut.Sempat ada usul dari Hari untuk merubah jalur ke Larona. Dia tahu bahwa rute sumasang memang sangat pendek, tapi licinnya minta ampun. Soalnya dia pernah ke sana beberapa waktu lalu dengan om Narso. Namun teman2 yang lain tetep sreg dengan rute Sumasang. Besok aja kita sikat tuh Larona….




Tanpa menunggu lebih lama lagi, langsung saja gas dibetot menuju arah Sumasang. Sigit bertugas sebagai Leader, sementara Ricky sebagai sweeper.Biarpun rute pendek, mereka semua selalu mengutamakan factor safety alias keamanan. Bukan apa-apa sih, dengan menguamakan safety, maka acara main-main motor bisa berlangsung lama. Kan gak lucu, kalau terjadi apa-apa, dan besoknya divonis tidak bisa lagi naik motor….Karena jalan culup mulus menuju area Villa danau Matano, maka hanya dalam tempo 10 menit, jalan offroad sudah di depan mata.Terlihat wajah para adventurer sudah mulai menegang…. Bayangan medan licin sudah di depan mata. Benar saja.. tanjakan pertama semua motor mengalami spin yang hebat. Bahkan baru tanjakan pertama, sudah ada yang harus dibantu dorong, karena memang betul2 super duper licin. Jalanan Sumasang yang terdiri dari tanah lempung padat, karena sudah lama tidak dilewati kendaraan, maka lumut tumbuh subur di atasnya. Tanah lempung itu bukan lagi berwarna coklat.. tapi hijau.





Sungguh suatu adventure yang mengasyikkan.. merasakan motor meliuk-liuk di track super licin. Disinilah dibutuhkan kesabaran ekstra dalam mengendalikan motor dan menaklukkan track. Saat menanjak, harus juga gentian, karena kalau sempat berhenti, dipastikan motor akan spin dan terpelanting. Untungnya keeempat off roader semuanya dapat memahami. Sehingga satu persatu track dapat diselesaikan.
Alhasil terlihat cucuran keringat yang deras dari semua peserta. Meskipun track tidak sepanjang track lain, tapi dari hasil evaluasi, diputuskan bahwa ini akan dijadikan track wajib, dengan kesulitan medium. Di track ini, kuncinya adalah pengendalian tenaga motor. Jangna sampai tenaga motor menjadi liar. Setelah sekitar dua jam putar-putar di dalam hutan Sumasang Hill, sayup2 terdengar perut keroncongan. “Aku belum sarapan nih”, ujar Sapto.





Segera kami semua meluncur ke arah tukang bakso di Sorowako. Yummy…….


Rabu, 20 Januari 2010

Modif TS 125 jadi supermoto...mantaf !
http://www.otomotifnet.com/otoweb/index.php?templet=otomodif/Content/0/0/1/7/8417
Night Adventure
(By Hari Ananto)
Antara nekat dan sedikit tidak waras memang beda tipis. Itulah yang terjadi pada para adventurer kali ini yang menjajal sebuah area pegunungan di area Wasuponda, Luwu Timur-SULSEL. Rute yang sangat sip, kalau tidak boleh dibilang EDAN… masak malam2 gelap gulita naik gunung dan turun jurang… BAHAYA…..Andaikata dilakukan siang hari mungkin malah gak berani, sebab kanan kiri jurang (gerutu salah seorang peserta)
Si KANZEN yang lama tak pernah jalan, kali ini dipaksa kerja keras melewati medan berlumpur yang tentunya sangat licin. “Kalau urusan naik tidak begitu problem (selain spin karena ban)… tapi kalau urusan turun, saya nyerah deh… soalnya ban ukuran sama 17 “, kata si penunggang Kanzen.
Tapi memang betul2 mantap rute kali ini, dengan kerjasama tim yang solid ditambah pertolongan masyarakat sekitar yang tidak tega melihat muka pucat para adventurer maka petualangan kali ini disudahi dengan rasa puas para penunggang kuda besi ini.
Catatan penting untuk next trip yang super duper ekstrim kayak gitu diantaranya adl bawa straps merupakan keharusan, bawa senter, bawa air minum yang cukup, pakai body protector yang mumpuni dan untuk rute baru, sweeper musti kudu nunggu di pertigaan ( untuk menghindari salah jalur)


Siapa berani terima tantangan lagi??



Senin, 18 Januari 2010

Menikmati Sop Kaledo Sambil Test Drive KLX 250
(by NarsO)
Cross country kali ini melewati medan yang tidak begitu sulit dengan tujuan akhir menyantap "Sop Kaledo" di Kawasan Beteleme Sulawesi Tengah. Para peserta satu persatu mulai berdatangan di tempat yang sudah disepakati sebelumnya yaitu di Halte bus Pontada. Tak ketinggalan sebuah motor KLX 250 CC gress ikut dalam perjalanan kali ini. Perjalanan semakin lengkap dengan kehadiran 2 buah mobil adventure (Landy Hijo dan Jip Suzuki Jangkrik) yang menyertai selama perjalanan. Sayang karena stamina Suzuki jangkrik yang kurang fit maka terpaksa mobil ini harus beristirahat di pelabuhan Nuha.

Perjalanan dimulai dengan menyeberang Danau Matano dengan menggunakan raft yang disewa bareng2 menuju Pelabuhan Nuha. Dari pelabuhan ini para adventurer selanjtnya melewati jalan trans SULSEL yang masih berupa jalan tanah dan diselingi dengan jalan berkerikil lepas. Perjalanan ini juga melewati perkebunan karet yang rindang sehingga mengurangi rasa panas selama perjalanan.

Setelah hampir 3 jam berkendara, akhirnya sampai juga memasuki wilayah Beteleme dan ternyata "warung Sunda" sudah siap menyambut kedatangan para rider yg kelaparan dengan menu spesialnya. Oh iya hampir lupa untuk review KLX 250nya ntar saja ya lagi tanggung nih, sssruuuut .....mak nyus tenan sop kaledonya!






Aksi Duo KLX 150 on Sunday…

(By Guntur)
Hari Sabtu & Minggu di week 4-2010 ini tidak ada trip “Njajah Deso Milang Kori” (menjelajah desa / hutan – jawa red). Anggota Sorowako Adventure Bikerz sibuk dengan aktivitas masing-masing; ada yang kuliah, ada yang mbetulin motor, ada yang relax, ada yang sibuk baca Thread KLX di Kaskus dan ada yang santai dengan keluarga masing2. Tapi sementara mereka asyik dengan kesibukan masing-masing, dua orang JOS (Jomblo on Site) yang tangannya selalu gatal kalo gak mbetot gas dan beradventure ria, bersekongkol untuk melakukan trip ringan sambil manasin mesin motornya…
Rute trip via Sumasang – Sarah – Tonia kali ini tergolong ringan – intermediate, dengan jalan berupa jalan setapak dan ex exploration access yang sudah mulai tertutup oleh semak belukar. Meskipun tergolong jalan keras, namun karena material yang mengandung clay dan oksida besi maka kondisi jalan cukup licin, terutama pada pendakian dengan tikungan cukup tajam. Pada saat penurunan pun demikian, kita harus extra hati-hati, karena banyak jalan yang terkikis oleh aliran air hujan tepat di tengah badan jalan dan membentuk alur air selebar tapak ban. Salah sedikit bisa nyungsep dah…
Light trip ini ternyata cukup kami (Guntur & Sigit) tempuh dalam waktu 2 jam saja dari pk 13.00 – 15.00 WITA,itupun sudah pake acara photo2 dan balik arah cari rute lain karena terhalang oleh pepohonan yang tumbang. Meskipun Cuma sebentar tetapi cukuplah untuk melepaskan dahaga untuk trabas (menjelajah –jawa red) he he he…
Mohon maaf kami ucapkan untuk para adventurer yang lain karena tidak mengajak light trip kali ini karena kami tidak mau mengganggu waktu Rehat dan acara bersama keluarga

Berikut gambar yang sempat terabadikan di action duo KLX ini




Start Your Engine and Let’s Go!
(by Sihanto Bela)

”Friday is a holiday, so we have a long weekend. Let’s go trailing!” Ricky asked his friends on his mobile phone. Invitation accepted. Narso, member of adventurer motorcycle club quickly organized the journey. This time, they are headed off to Bantilang Village.
As there was not enough time to organize all members of the club, Ricky Nelson, Narso and Arifin Peruge decided to travel alone. ”This time, we are going on land along the coast of Towuti Lake. We will pass some villages, such as Timampu, Kampung Baru, Tominanga, Mahalona transmigration area, Tokalimbo before arriving in Bantilang,” Arifin told his two friends.
As there are not many patrol stations, tire repair kiosks and restaurants available along the way, they have to pack their own supplies carefully. Bantilang is a small village across Towuti Lake. Majority of its population grow pepper. The plants grow healthily along the road. To reach the village, they have to cross Towuti Lake in a katinting boat. With only 20 thousand Rupiah, per head the boat will take them from the Timampu pier to Bantilang. Unfortunately, the Timampu-Bantilang crossing is not busy, sometimes only one trip in one day.

Challenging
From Enggano Camp the adventure began. At exactly 8 o’clock in the morning, the challenging journey started. Difficult roads full of obstacles, gravels and slippery when rain are ahead. Exhilarating experience. They passed five rivers without bridges, the toughest test for riders and their motorcycles.

”We experienced breakdown, sunk in mud, tripped on slippery and slopping road. But we don’t mind that, it’s an adventure,” said Narso proudly. ”Looking at beautiful scenery, magnificent savanna and coastal lake especially having the pleasure of conquering the road have paid off all difficulties we faced during the journey,” Arifin added.


Just before noon, our motor trail adventurers finally arrived in Bantilang. After a short break at a local warung enjoying a small chat and local snacks, three of them back on the road riding through the forest and along the coastal lake.
The journey took a total of seven hours. ”At once, all boredom of work routines disappear when doing adventure like this. That is why we always seek for new adventures, riding through forests and villages around Sorowako and East Luwu,” Ricky Nelson explained about activities of his adventurer motorcycle club.

To all adventurers, motor trail hobby gives them opportunity to enjoy remote areas which are hard to reach by other vehicles. These places are Beteleme and Kolonodale in Central Sulawesi, Asuli, Tabarano, Kawata, Wasuponda-Matano-Nuha alternative road, Tokalimbo, and Bantilang. ”People thought we only had Matano, Mahalona and Towuti Lakes here, but actually we have two more lakes, Wawontoa and Masapi. Both lakes are easy to reach by motor trail,” Narso ended.

Senin, 11 Januari 2010

Selamat Datang Duo KLX 150(Sabtu, 19 Desember 2009)!!!



Petualangan para adventurer kali ini adalah menyusuri rute Sorowako-Wasuponda-Kawata-Matano-Nuha (PP). Tantangan kali ini terasa special dengan bergabungnya dua buah motor terbaru keluaran pabrikan Kawasaki (Seri KLX 150) yang dikendarai oleh duo Geologist (Sigit dan Guntur). KLX 150 ini tentunya melengkapi sederetan pabrikan Jepang&Eropa yang sudah tergabung dalam club ini sebelumnya seperti KTM, Yamaha dan Suzuki. Sangat disayangkan dua pabrikan China lainya (Minerva dan Kanzen) absent dalam event adventure kali ini.
     Team memulai perjalanan dari Halte bus Pontada sekitar pukul 6.30 pagi dan langsung menuju Wasuponda, sedangkan dua anggota team lainnya yang karena terlambat bangun pagi memilih rute sebaliknya yaitu langsung menyeberang Danau Matano menuju Nuha. Kedua team ini akhirnya bertemu di seputaran Sungai Dingin (sebuah sungai inlet D Matano yg berlokasi diantara Nuha-Matano).
      Sepanjang perjalanan para biker dihadapkan dengan berbagai tantangan yang dimulai dari rute Kawata-Tole2 yang relative licin dan sudah tertutup rumput/alang-alang, sehingga memerlukan kewaspadaan tersendiri. Juga kondisi jalan yang berbukit-bukit dan berupa kerikil lepas sepanjang rute Landangi-Matano, membuat para biker tidak bisa memacu kendaraan dengan maksimum. Rasa capek berkendara motor telah terbayarkan dengan menikmati pemandangan yang indah selama perjalanan dan melihat keindahan Danau Matano dari sisi lain.
     Akhirnya keseluruhan team yang beranggotkan 6 bikers kembali tiba di Soroako pukul 15:30an dengan selamat, meskipun beberapa pengendara sempat jatuh terpeleset dan mengalami kempes ban. Sisa libur sehari tentunya memberikan waktu recovery yang cukup bagi para pengendara motor untuk istirahat sebelum memulai kerja kembali sekaligus menyusun rencana untuk tantangan di perjalanan berikutnya. See you on next trip and bravo untuk duo biker KLX kita!



”Kemana anda habiskan libur tiga hari?”


”Kemana anda habiskan libur tiga hari?”




Inilah sepenggal kisah petualangan ”tiga lelaki dewasa” yang bosan dengan rutinitas dan mencoba mencari tantangan baru di alam Sorowako. Misi kali ini adalah sebuah daerah yang bernama Bantilang (mungkin anda baru pertama kali mendengarnya). Bantilang adalah sebuah kampung kecil yang berlokasi di seberang Danau Towuti, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Penduduknya bercocok tanam merica yang tumbuh subur di sepanjang jalan di sekitar daerah tersebut. Anda harus membayar 20ribu rupiah per orang untuk sampai ke desa tersebut dengan menggunakan Katinting dari Timampu. Penyeberangan Bantilang-Timampu tidak seramai penyeberangan SoRoaKo-Nuha, kadang hanya sekali saja dalam sehari. Tim kali ini akan mencoba menempuh jalan darat melalui beberapa kampung diantaranya Timampu, Kampung Baru, Tominanga, Daerah transmigasi Mahalona, Tokalimbu dan berakhir di Bantilang. Perjalanan dimulai dari Enggano jam 8 pagi dan tiba di Bantilang sekitar jam 11:30an, perjalanan agak lama karena kondisi jalan dan pake nanya-nanya dulu karena takut kesasar.


Terima kasih kepada Udha Ricky lengkap tripot mininya dan P Arifin selaku penunjuk jalan



Selamat bertemu di tantangan berikutnya. Start your engine and let’s go!




Si Minerva habis jatuh di penurunan, jadi perlu dipijit sama empunya












Sempat mampir ke Danau Lantoa











Padang savana berlatar belakang Danau Timampu













Inilah Pelabuhan Bantilang sebagai tujuan akhir perjalanan kami kali ini